Jumat, 09 Maret 2018

Sejarah Kopi Write Indonesia



Hakikatnya menulis dan membaca adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Untuk bisa menulis kita perlu banyak membaca dan dengan membaca kita akan menemukan banyak ide untuk sebuah tulisan. 

Komunitas ini lahir sebagai bentuk keprihatianan akan minimnya kesadaran membaca yang kerap kami temui di sekitar kami. Mulai dari anak-anak usia dini yang terlihat lebih asyik dengan gawainya ketimbang buku bacaan, penyebaran berita hoax (belum terbukti benar) yang sulit terkendali, hingga kasus plagiasi yang acapkali membuat jengah para penulis. Hal-hal tersebutlah yang kemudian memotivasi kami untuk membuat wadah sebagai bentuk peran serta menggalakkan budaya membaca dan etika menulis yang baik. Agar generasi muda Indonesia tumbuh menjadi generasi yang cerdas bukan hanya dari segi akademik melainkan sisi emosional melalui bacaan-bacaan yang berbobot yang mampu menjadikan generasi muda Indonesia insan yang memiliki akhlakul karimah. 
Manusia adalah magnet dan setiap detail peristiwa yang dialaminya datang atas daya tarik (undangan)nya sendiri. Elizabeth Towne, 1906.
Pada dasarnya manusia akan cenderung berkumpul dengan manusia lainnya yang memiliki minat yang sama. Seperti apa yang kami alami, kesamaan frekeunsi mengantarkan kami pada sebuah Kelas Menulis Online di bawah asuhan Tendi Murti, Dewa Eka Prayoga, dan Indari Mastuti. 

Kami merasakan ada ilmu yang bermanfaat dan ikatan persaudaraan yang begitu kuat dari kelas tersebut. Meski belum pernah bertatap muka (saat itu) kami merasa perlu membentuk wadah setidaknya sekedar untuk berbagi cerita dari apa yang kami baca dengan fokus utama pada kebaikan dan terlebih wadah untuk menulis menghasilkan sebuah karya. 

Dwi Arumantikawati, Heni Lestari, dan Komala Syari adalah tiga orang yang menginisiasi lahirnya sebuah komunitas baca dan tulis yang dinamakan Kopi Write Indonesia. Komunitas ini resmi berdiri 25 Maret 2017 dan langsung membentuk beberapa wadah media sosial baik di facebook, fanpage, instagram, serta blog sebagai wujud keseriusan dan agar lebih mudah dijangkau oleh mereka yang juga memiliki minat yang sama. Tiga inisiator tersebut juga kemudian mengajak teman-teman di kelasnya terdahulu yang juga ingin turut aktif membangun komunitas ini, mereka adalah Daman Huri, Dian Ikha Pramayanti, Yani Muslimah A, Iman Nugraha, dan yang baru saja bergabung Azmy Inaayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

                 Daman Huri, lahir di Kota Batu 27 silam. Menempuh pendidikan di kampung halaman sampai perguruan tinggi, kini ia menjala...