Oleh
AI WIWIN WIDIANSYAH
AI WIWIN WIDIANSYAH
Terlepas dari kontroversi tentang ungkapan “Wanita adalah tiang negara, jika baik wanita
pada suatu negara maka baiklah Negara-nya. Dan jika rusak mereka maka hancur pulalah
Negara-nya“ sebagai hadits Rasulullah atau kata kata hikmah dari para tokoh ulama.Namun,
yang ingin penulis kupas adalah mengenai makna yang terkandung dari ungkapan tersebut.
Ungkapan tersebut memiliki makna mendalam untuk mengedukasi para perempuan,
Perempuan sebagai tiang negara, memiliki fungsi sangat penting sebagai penyangga negara.
Dimana letak penyangga negara yang sentral bagi seorang perempuan? Lingkungan keluarga
merupakan pusat pembentukan karakter awal dari karakter bangsa, yang ditangan para
perempuanlah mereka para generasi terbangun.
Perempuan harus memiliki ilmu yang tinggi,bukan hanya sekedar tuntutan emansipasi
tapi kebutuhan bagi kaum perempuan. Emansipasi yang menjadi landasan kedudukan
perempuan sejajar dengan kaum laki laki bukan untuk menyamakan kedudukan laki –laki dan
perempuan. Emansipasi berfungsi untuk mencerdaskan kaum perempuan agar bisa membentuk
generasi emas. Emansipasi mengajarkan agar perempuan tahu akan hak dan kewajibannya, hak
yang tak membentur pilar yang sudah digariskan agama, Emansipasi bukan konsep persaingan
antara laki-laki dan perempuan agar memiliki peran yang sama, emansipasi merupakan
persandingan dalam tugas agar saling melengkapi.
Laki-laki dan perempuan bukan harus di persaingkan karena bukan sebuah kompetisi
anatra laki-laki dan perempuan, Laki-laki dan perempuan saling melengkapi, di dalam
perpaduannya ada ibadah untuk laki-laki dan ada ibadah untuk perempuan. Laki-laki dan
perempuan menyatu dalam pandangan yang sama tapi harus pada peran yang berbeda.
Perempuan pintar yang mengenyam pendidikan tinggi,bukan hanya kompetisi di sector
formal menghasilkan prestise,kedudukan dan limpahan penghasilan sebagai hasil jerih payah tapi
mereka yang proporsional mengatur dirinya dengan seimbang untuk sector informal, untuk
keluarga, untuk suami dan anak-anaknya sebagai pelukis generasi beradab.
Perempuan pintar tak akan menghabiskan seluruh waktunya di sector public, karena dia
tahu pahala terbesar bukan pada mendapat pundi pundi rupiah, tapi pada pelayanan untuk suami
dan memfasilitasi pendidikan untuk anak-anaknya. Secangkir kopi terhidang untuk suami di
pagi hari,dan mengantarkan anak sekolah bukankah memberikan pahala yang sangat besar untuk
seorang perempuan ? karena sejatinya nafkah bukan kewajiban di tangan perempuan.
Memandikan anak,,mengajak bermain,mengantar sekolah,menjemput sekolah, menyuapi
anak bukan tugas seorang asisten rumah tangga. Semua tugas ibunya yang seyogyanya tak
dibebankan kepada siapapun. Ibu cerdas akan melakukan semuanya dengan cinta, efek besar
sangat terasa pada sang anak, karena ibunya memiliki ketulusan cinta, bukan karena gaji yang
diterima, bukan karena pekerjaan yang ingin segera selesai, bukan karena takut akan di marahi
majikan, tapi karena ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak.
Lihat saja perkembangan anak-anak pada usia balita, bukankah mereka sering meniru
prilaku orang-orang terdekatnya,yang kerap sekali menemaninya. Jangan salahkan asisten rumah
tangga, kalau ternyata perilaku anak sering meniru dirinya, karena memang dialah yang sering
bertemu dengan anak.
Jangan salahkan anak ketika lebih memilih figure orang lain yang jadi panutannnya
dibanding ibu atau ayahnya, karena intensitas perhatian orang tua tak menjadi figure buat anak
anaknya. Sangat miris kertika anak-anak lebih senang memilih untuk berlibur dengan teman-
temannya dibanding dengan orang tuanya dengan alasan mamah dan papahnya selalu tidak ada
di rumah karena sibuk dengan urusan bisnis dan kantor.
Sepertinya sangat sederhana, ketika seorang ibu menyuruh mengaji dengan guru ngaji,
menyuruh shalat pada anak, menyuruh belajar dengan guru privat, tapi ibunya tetap di tempat
duduk sambal pegang hand phone menghubungi relasi dan rekan bisnis. Kira-kira apa yang ada
di benak anak? Kapan ibu mengajinya,kok menyuruh kakak atau ade terus mengaji sedangkan
ibu dan ayah tak pernah terdengar mengaji?
Anak-anak memiliki kecerdasan dan tingkat kritis yang tinggi, sehingga apa yang ingin
ditanamkan pada anak, hal itu pula yang harus kita lakukan, tidak dengan model calo,menyuruh
naik mobil untuk berangkat,calonya tidak pernah ikut bersama berangkat naik mobil.
Perempuan pintar dapat memilih skala prioritas berdasarkan kewajiban, bahkan mungkin
akan melepaskan beban yang memang tidak wajib untuknya. Kesadaran fungsi peran ibu rumah
tangga pembentuk generasi emas menjadi top atau pokok skala prioritas pada fungsi edukasi
(pendidikan), afeksi (cinta kasih),sosialisasi (penanaman nilai dan norma) dan proteksi
(perlindungan) pada keluarga.
Perempuan masa kini, harus sudah mulai menyadari pentingnya pendidikan anak dalam
pangkuan ibunya. Dampak besar bagi seorang ibu, dia harus multi talenta, pandai dalam segala
bidang, dia harus pandai mengaji, pandai pelajaran sekolah, suri tauladan sikap, pokoknya
menjadi sesosok makhluk yang sempurna, karena anak akan banyak meniru perlakuan orang
tuanya pada dirinya.
Yakinlah apabila anak-anak dibesarkan dengan tangan ibu yang terus berusaha belajar
untuk menjadi orang tua yang sempurna dalam keteladan sikap dan penegtahuannya, maka
generasi emaspun akan terwujud.
Bekerja di sector formal dan mengurus sector domestic bagi perempuan tidak lah menjadi
kontroversi, sepanjang peran untuk edukasi di keluarga tak terabaikan. Perempuan yang bekerja
di sector formal berbagi pekerjaan dengan asisten rumah tangga tidaklah menjadi masalah
selama masih ada waktu untuk memperhatikan,mengontrol,memberi ruang kebersamaan dengan
caranya sendiri pada anak-anaknya.
Perempuan cerdas,pintar,berpendidikan, adalah keniscayaan yang tak menyalahi kodrat
sesuai dengan harapan emansipasi, tetapi semua itu harus didedikasikan untuk keluarga dalam
upaya membentuk generasi penyangga negara. Diawali pendidikan dari pintu rumah,generasi
terbina,terarah dan nilai –nilai peradaban bangsa pun terpelihra tak akan pernah punah.
SELAMAT HARI KARTINI
MENYATULAH DALAM PERAN YANG BERBEDA ANTARA PRIA DAN WANITA
KARENA DI TANGAN PEREMPUAN CERDAS DAN BERAKHLAK MULIA LAH
GENERASI EMAS AKAN TUMBUH…..
Mantap tulisannya Sanggam News
BalasHapus